Spring Love part 2

Setelah sekolah selesai aku langsung berlari menuju gedung olah raga. tadi saat istirahat aku dapat email(baca:sms) dari kak Doojoon pelatihku agar segera datang ke gedung olahraga. Katanya ada hal yang sangat penting. Tapi begitu sampai tak ada siapapun.
"ah,sial! aku dikerjai kak Doojoon."
Tiba-tiba dari belakang ada yang memelukku.Aku tak bisa menghindar karena gerakannya sangat cepat. Reflek tangan ku mencoba menyikut dadanya dan orang itu menghindar.
"Seperti biasa reflekmu bagus, tapi kau masih saja lengah."
Aku kenal suara itu! Begitu berbalik namja itu tersenyum genit.
"Kenapa kak Jun Hyung ada di sini? kakak kan sudah lulus."
"Memangnya ada larangan kalau aku tak boleh main ke sekolah? Lagi pula aku sekarang jadi pelatih di sini."
"Pelatih apa?"
"Pelatih karate di klubmu."
"Hah? Apa maksud kakak?."
"Dasar kau itu, saking senangnya sampai tak mendengarkan kata-kata ku. Aku akan jadi pelatihmu bersama kak Doojoon."
Aku tak percaya dengan apa yang ku dengar. "Kok bisa?"
"Ya bisa donk, Hanya dengan sedikit paksaan semuanya beres." Aku kesal dengan jawaban kak Jun Hyung.
"Apa ini hal penting yang di maksud kak Doojon? Ah, menyebalkan!" Gerutu ku dalam hati.
"KAkak jangan sekali-sekali menganggu anggota klub ku. Awas saja, nanti kakak akan berurusan denganku."
"Tenang, aku hanya tertarik pada mu kok."
"Kakak masih pintar bicara ya." kata ku sinis.
"Hahaha.. Keapa wajahmu begitu? Harusnya kau senang aku kembali kesini. Aku sudah meluangkan waktuku untukmu."
"Memang siapa yang minta kakak meluangkan waktu untukku?"
"Kata-katamu kejam,aku jadi ingin memelukmu."
"Ah, dasar cabu! Pergi kau jauh-jauh!" Karena kesal aku pergi meninggalkan kak JunHyung. Tapi percuma, dia tetap mangikuti ku. "Sampai kapan kakak mau mengikuti ku terus? Latihannya masih setengan jam lagi."
"Apa boleh buat, karena datang terlalu cepat aku jadi tak ada kerjaan makanya aku megikutimu." kak JunHyung menggengam erat tanganku."Kita makan siang dulu yuk."
"Lepaskan tangan ku! Aku bisa jalan sendiri!"
kak JunHyung itu tak mau mendengarka kata-kataku dan terus berjalan ke kantin sekolah.

sampai di kantin kami berdua langsung jadi tontonan. Walaupun aku tak peduli dengan tatapan orang lain, tetap saja aku tak suka di perlakukan seperti ini.
"Kau tak mau makan? Apa tak suka dengan makanan yang ku belikan? Atau mau ku suapi?"
"Bagaimana aku bisa makan kalau kau tak memepas tangan ku?"
"Oh, aku lupa. Habis tanganmu enak digenggam." Goda kak JunHyung.
"Dasar Om-om cabul!" kak JunHyung terkekeh mendengar celaanku.
"Kau memang manis kalau sedang marah." Setelah itu aku memilih diam mendengarkan bualan kak JunHyung.