Selasa, 29 November 2011

[FanFiction] Be Mine


Annyeong haseyo chingudeul, long time no see.. kekekeke
Sudah lama author ngilang dan tiba-tiba aja nongol..
Mianhamda, berhubung author sekarang kelas 3 jadi makin sibuk gara-gara urusan sekolah.. Jadi, mohon dimaklumi http://www.emocutez.com

Ini FF pertama setelah author jadi Inspirit.. Bagi yang belum kenal INFINITE, baca dulu profilnya..
Main Cast:
- INFINITE
- Kim Eunsoo

Support Cast:
- Kim Jonghyun (CN BLUE)
- Ricky (Teen Top)
- Chunji (Teen Top)
 

No BASH!! Namanya FanFiction pastinya bukan kenyataan, hanya imajinasi dari author semata.. Kalaupun ada Inspirit yang nggak terima biasnya dinistakan harap bersabar.. this is just fiction, let’s check it out!!




====================================


Author P.O.V

"Mwo? Kenapa baru bilang sekarang? Eomma akan pergi malam ini juga? Tunggu sampai aku datang! Aku akan segera kesana! Ne! Aku akan langsung berangkat."

Tuuutt tuutt tuutt..

wajah L tampak gelisah setelah menerima telepon. L langsung mencari managernya dengan tergesa.

"Hyung! Aku harus pulang sekarang, ada hal yang sangat penting!"

"Apa maksudmu? Syuting Sesame Player sudah berakhir, sudah tidak ada lagi acara kabur dari.."

"Hyung! Aku benar-benar harus segera pergi! Orang tuaku akan take off malam ini juga!" Kata L mulai tidak sabar.

"Memang orang tuamu mau pergi kemana?"

"Aish! Nanti saja akan ku jelaskan di jalan. Sekarang cepat antar aku!" L menarik tangan manager dengan paksa. Manager tampak kebinggungan melihat tingkah L.



====================================



20.45 WKS

Para member infinite yang telah lama menunggu L akhirnya memutuskan untuk makan malam duluan.

"Hyung, kenapa jam segini L belum pulang juga? Memang dia pergi kemana sama manager?" Tanya Sungyeol disela makannya.

"Tadi aku sudah coba menelepon manager dan L tapi tidak diangkat. Mungkin ada masalah dengan keluarganya. Molla?"

Mendengar jawaban Sunggyu semuanya memilih diam dan melanjutkan makan malam.

"Anyeong, aku pulang.." Tiba-tiba L suda ada di depan pintu dengan membawa dua koper besar bersama seorang yeoja. Semua member terlihat kaget dengan kedatangan yeoja yang terlihat familiar.

Manager yang masuk belakangan mengerti akan situasi yang sedang terjadi dan langsung menjelaskan keadaan.

"Dia Eunsoo adiknya L yang akan tinggal disini sampai tahun depan karena orang tua mereka tiba-tiba di pindah tugaskan di LA."

"Annyeong, Kim Eunsoo imnida." Kata Eunsoo sambil membungkuk.

Semua member memandang manager dengan tatapan kaget bercampur binggung. "Haah.. Sungjong, baik-baik dengan Eunsoo karena kalian seumuran. L, kau siapkan kamar untuk Eunsoo. Aku harus segera pergi, ada sedikit urusan." L mengangguk pelan. Setelah manager pergi, L langsung bergabung dengan rekan-rekannya untuk menyantap makan malam yang sudah dingin.

"Eunsoo, kenapa kau berdiri di situ? Kau belum makan kan?" Kata L sambil menyodorkan semangkuk penuh nasi. Eunsoo menghampiri oppanya dengan wajah gembira. Woohyung yang duduk disebelah L tersedak kimchi. Dia kaget melihat Eunsoo makan dengan lahapnya. Tapi ternyata bukan cuma Woohyun saja yang berfikiran begitu, member yang lain terlihat ilfeel. Bagaimana bisa yeoja bertubuh ramping dan terlihat manis ini ternyata nafsu makannya sangat besar?

Eunsoo yang merasa diperhatikan mulai tidak nyaman. "Apa aku terlalu banyak makan?"

L yang masih terus makan mengusap kepala Eunsoo lembut. "Jangan kau pikirkan, teruskan saja makanmu."

Para member salaing berpandangan, heran melihat tingkah laku L yang lain dari biasanya.

"Kau sekolah dimana?" tanya Dongwoon.

"Di ---."

"Aa, tidak terlalu jauh dari sini."

Hoya tiba-tiba terkejut, reaksinya telat. "Bukannya --- itu sekolah jurusan olah raga? Kau serius sekolah disana?" Eunsoo yang mulutnya terisi penuh dengan makanan hanya bisa mengangguk. "Terus olahraga khususmu apa?" Hoya mulai tertarik dengan isi pembicaraan.

"emm.. karate." Jawab Eunsoo dengan mulut masih berisi makanan.

"Bagaimana kau bisa masuk ke sana? Bukannya masuk ke sana harus dengan tes khusus?" Sungjong ikut bertanya.

"Tanpa tes pun sudah pasti diterima. Eunsoo kan juara nasional karate." Semua tampak terkejut mendengar kata-kata L. Mereka memandangi yeoja yang ada dihadapan mereka dengan takjub. Seorang yang bagaikan pinang dibelah dua dengan L walaupun beberapa tingkat lebih manis ini ternyata yeoja yang tangguh. Tak heran kalau nafsu makannya seperti namja, setiap hari Eunsoo banyak mengeluarkan tenaga di sekolahnya.

"oh iya.. Dongwoo hyung, nanti kau tidur di kamar Sunggyu hyung saja ya. Biar Eunsoo tidur bersamaku." Kata L sambil membereskan peralatan makannya.

"Mwo?? Kenapa kau tidak ikut tidur di kamar Sunggyu hyung juga?" Dongwoo protes.

"Eunsoo tidak bisa tidur sendirian, apa lagi di tempat baru seperti ini. Dan lagi, tak akan ku biarkan ada yang mendekati adikku satu-satunya." L mengaduh saat Eunsoo mencubit lengannya, Eunsoo malu melihat oppanya yang terlalu protec. Member lainnya saling berpandangan, mereka memikirkan hal yang sama.

"Ternyata L itu sistercomplex."



====================================



Eunsoo POV

Aku terbanggun setelah mendengar bunyi alarm di pagi pertamaku di dorm infinite. Rasanya lega sekali bisa bertemu lagi dengan oppa. Ku pandangi oppa yang masih tertidur pulas disampingku. Lama tak bertemu oppa jadi terlihat lebih tampan dari sebelumnya. Selebihnya tak ada yang berubah, baik sifatnya maupun tidurnya yang susah dibangunkan. Buktinya, alarm yang ku taruh di sebelah telinganya tak memberi efek apapun. Dasar tukang tidur!

Aku beranjak keluar dari kamar, "Masih sepi." Aku kembali ke kamar dan mengambil peralatan mandi yang belum sempat ku keluarkan tadi malam.

"Mumpung belum ada yang bangun lebih baik aku mandi duluan."



====================================



Author POV

Seperti biasa, setiap hari Sunggyu selalu bangun paling pagi. Dia mengerjapkan matanya yang masih dalam keadaan setengah tidur kemudian bangkit dari kasur kesayangannya dan berjalan keluar melewati Woohyun dan Dongwoo yang masih berada di alam mimpi. Sunggyu berjalan gontai menuju kamar mandi, bergerak tak beraturan karena otaknya belum singkron dengan tubuhnya. Pendengarannya pun masih tak berfungsi dengan baik sehingga tidak mendengar bunyi shower yang menyala. Sampai di depan kamar mandi Sunggyu lansung membuka pintu hendak masuk. Tapi tiba-tiba dia terjaga sepenuhnya saat melihat seorang yeoja sedang mandi membelakanginya. Cepat-cepat dia tutup kembali pintu kamar mandi dan kembal ke dalam kamar. Wajahnya yang putih berubah seperti kepiting rebus.

"Apa yang ku lihat barusan? Kenapa tubuhnya terlihat indah saat tertutup kabut air panas?" Pikirannya mulai kacau. Dia mulai membayangkan hal-hal yadong. "Aaaaa!! Apa yang ku pikirkan?? Untung saja dia tak tau ada yang membuka pintu." Sunggyu fustasi dengan pikirannya sendiri.

"Siapa yang tidak tau hyung?" Sunggyu hampir terjerembab dari kasurnya saat melihat Woohyun yang tiba-tiba bangun.

"Aniyo, aku hanya teringat mimpiku semalam."

"Waah, apa kau sakit hyung? Wajah mu merah sekali." Woohyun tampak cemas, tapi Sunggyu menggeleng cepat.

"Aku baik-baik saja. Aku hanya perlu sedikit istirahat, bisa kau gantikan aku membangunkan yang lainnya?"

"Tak masalah, yang penting kau istirahat saja hyung."

"Ne, gomawo Woohyun-ah." Sunggyu langsung pura-pura tidur lagi untuk menetralkan pikirannya.

Woohyun yang akan tidur lagi mengurunkan niatnya karena tenggorokannya terasa kering. Dia berjalan menuju dapur untuk mengambil air putih dan meneguknya.

"Uhuk.." Woohyun tersedak saat ekor matanya melihat Eunsoo keluar dari kamar mandi menggunakan kemeja panjang selutut dan handuk yang menutupi rambutnya yang basah.

"Anyeong oppa." Sapa Eunsoo sambil tersenyum manis dan segera masuk kedalam kamar. Woohyun sedikit kaget dengan apa yang barusan dilihatnya.

"Kenapa kakinya ramping ya? Bukannya dia atlet karate? Seharusnya kan kakinya besar dan berotot." Diam sejenak,"Lebih baik begitu sih.. Terlihat lebih manis." Woohyun senyum-senyum sendiri.

Setelah puas menegak air putih, Woohyun melihat jam dinding yang ada di ruang tamu. Waktumenunjukkan pukul 7.30 WKS. Sudah waktunya untuk membangunkan member yang lain. Dengan perjuangan keras akhirnya semua member satu per satu mulai bangun kecuali L. Karna L tidur sekamar dengan Eunsoo, member lain tidak berani sembarang masuk. Tiba-tiba pintu kamar L terbuka, L dengan wajah kusutnya berjalan menuju dapur untuk mencari sesuatu yang dapat diminum.

Hoya yang ada didepan televisi melihat kedalam kamar L tapi tak didapatkan sosok Eunsoo.

"Ya! Kemana Eunsoo?" Tanya Hoya pada L.

"Mungkin baru mencoba skateboard barunya diluar."

"Jinja? Memangnya dia bisa?"

"Molla. Skateboard itu baru dibelinya sebelum berangkat kesini, dan aku yang memilihkannya."

"Kau beruntung sekali punya adik yang serba bisa seperti dia. Aku jadi iri." Sambung Woohyun.

"Tentu saja! Dia kan adik yang ku banggakan." Kata L angkuh,"Tapi aku tidak akan menyerahkan Eunsoo pada Woohyun hyung. Kalau Hoya akan kupertimbangkan."

Woohyun tampak kesal mendengar kata-kata L barusan tapi tidak dapat membalas perkataannya. Sedangkan Hoya, sepertri biasanya hanya tersenyum.



====================================



Eunsoo POV

Teeett.. teeett.. teeett..

Jam pelajaran terakhir akhirnya selesai. Kurenggangkan otot-otot yang terasa kaku setelah berjam-jam mengikuti pelajaran. Sungguh hari yang melelahkan!

"Eunsoo-ya!" Aku menoleh ke asal suara. Kudapati Chunji yang ada diluar kelas melambaikan tangan dan segera duduk didepan bangku ku.

"Waeyo?" Tanyaku penasaran melihat Chunji tak berhenti tersenyum.

"Tebak apa yang akan ku katakan."

"Hmm, molla."

"Ya! Kau tak menebaknya!" Chunji pura-pura kesal, aku tersenyum gemas melihat ekspresinya.

"Apa ada hubungannya dengan Jaehoon unni?" Chunji kembali tersenyum.

"Ne! Kau tau? Saat istirahat siang aku bertemu dia di kantin dan dia tersenyum pada ku!" Kata Chunji setengah berteriak. Murid yang masih ada di dalam kelas melihat ke arah kami.

"Ya! Tak usah berteriak aku juga dengar!" Kataku pelan penuh penekanan.

"Hehehehe.. Mianhae."

Beginilah Chunji, teman baik sekaligus partnerku di --- yang akan sangat berisik jika sudah berurusan dengan Jaehoon unni. Jaehoon unni juga salah satu teman baikku. Sebenarnya bisa saja aku memanggilnya tanpa sebutan 'unni' karena selisih umur kami hanya beberapa hari. Tapi aku terlalu terobsesi untuk memiliki seorang unni karena yang ku miliki hanya seorang oppa.

Walaupun Jaehoon unni teman baikku, bukan berarti Chunji juga teman baiknya. Jujur, aku tak tega pada Chunji yang menyukai Jaehoon unni yang sudah punya pacar tampan yang 9 tahun lebih tua darinya.

"Haish, kenapa kalian berdua masih disini? Dari tadi sudah ku tunggu ditempat latihan." Aku dan Chunji kaget melihat Ricky sudah berdiri di sampingku.

"Memangnya kau ninja? Kenapa selalu datang dan menghilang tiba-tiba? Lagian bukannya tadi kau bolos jam pelajaran terakhir?" Kata Chunji sinis.

"Apa boleh buat, dari pada aku tidur di kelas lebih baik bolos." Ricky menjulurkan lidah kearah Chunji. Sebelum suasana memanas aku menghentikan semua.

"Baiklah, ayo kita pergi." Kuraih tangan keduanya sebelum terjadi keributan yang lebih besar.

Ricky adalah teman masa kecil sekaligus tetanggaku. Sebelumnya setiap hari aku selalu berangkat dan pulang sekolah dengannya karena kami dari dulu sekolah di sekolah yang sama. Tapi sekarang karena masalah orang tuaku yang pindah di LA kami hanya dapat bertemu di sekolah.

Sampai di tempat latihan ternyata Jonghyun sonsaenim sudah menunggu. "Gawat!" Batinku.

"Kalian bertiga terlambat 5 menit. Bukannya kemarin sudah ku katakan harus segera datang begitu jam pelajaran selesai! Apa kalian lupa minggu depan kalian akan mengikuti pertandingan!" Kami tak berani menjawab. "Cepat ganti baju lalu push up 100x!"

Secepat kilat kami berlari menuju ruang ganti masing-masing. Benar-benar hari yang sial!



====================================



"Baiklah, cukup sampai disini latihannya. Besok latihan dijam yang sama dan jangan sampai terlambat!" Jonghyun sonsaenim menutup latihan hari ini. Mayat-mayat anggota karate bergelimpangan saking lelahnya setelah latihan berat. Jonghyun sonsaenim benar-benar evil berwajah tampan! Orang yang baru pertama kali melihatnya pasti akan tertipu dengan penampilannya yang terlihat lembut, tapi di dalamnya sungguh mengerikan. Kenapa aku bisa berbicara seperti ini? Karena aku salah satu korbannya!

"Ya! Kau tak mau pulang? Ayo cepat bangun." Ricky menarik lenganku dengan kuat hingga aku dalam posisi berdiri.

"Rickyy.. Gendong aku.." Kataku lemas sambil mengangkat kedua tangan. Ricky memukul kepalaku pelan kemudian berbalik membelakangi ku. Sekilas kulihat wajahnya memerah.

"Jangan manja!"

"Hahahaha.. Kenapa wajahmu merah?" Begitu Ricky berbalik ternyata ada Chunji disana. Chunji tertawa keras dan itu membuatnya mendapat pukulan panas dari Ricky tepat diperutnya. Seketika Chunji tergeletak tak bernyawa.

"Sudah, inggalkan saja orang aneh itu. Ayo pulang."

"Chunji bagaimana?" Aku khawatir.

"Biarkan saja." Ricky menarik tanganku meninggalkan Chunji yang masih tergeletak di ruang latihan.

Begitu keluar ternyata langit sudah berubah gelap. Sekolah terasa lebih tenang dibandingkan siang tadi, tapi id lapangan dan di dalam gedung olahraga masih ada klub yang berlatih karena sebentar lagi pekan olah raga akan dimulai. Tiba-tiba langkahku terhenti, aku teringat tadi pagi belum bilang pada oppa kalau hari ini pulang sore. Benar saja, begitu membuka hp sudah ada 10 miss call dan 7 sms dari oppa.

"Ada apa?"

"Aku lupa bilang ke oppa kalau hari ini pulang sore."

"Dasar, kau cari masalah dengan L hyung. Akan ku antar kau sampai rumah."

"Mwo? Rumah kita sekarang berlawanan arah."

"Tidak ada hubungannya dengan arah, yang penting kau harus cepat sampai di rumah sebelum L hyung mengamuk."

Aku terkekeh mendengar jawaban Ricky.

"Hehehe.. Gomawoyo Ricky."



====================================



L POV

Aku gelisah menunggu Eunsoo yang tak kunjung pulang. Telepon dan sms ku juga tak ada yang dibalas. Sebenarnya apa yang sedang dia lakukan?

"Sudah jam 6 kenapa Eunsoo belum pulang?" Tanya Sungyeol yang duduk di lantai tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi. Aku hanya dapat mengangkat bahu.

"Apa sebaiknya ku pasang alat pelacak di barang-barangnya?" Gumamku yang ternyata terdengar oleh Sunggyu hyung yang duduk disebelahku.

"Ya, kau seperti penguntit saja! Mungkin sekarng Eunsoo sedang pergi main dengan temannya. Kau jangan terlalu khawatir."

"Apa hyung lupa? Eunsoo kan sekolah di sekolah olah raga. Otomatis kebanyakan temannya namja semua kan? Bagaimana jika terjadi sesuatu padanya?" Aku semakin gelisah setelah mengucapkan kalimat itu. Aah, aku tak akan segelisah ini jika Eunsoo pulang bersama Ricky seperti biasanya.

"Kalau begitu sekarang kita cari Eunsoo." Sunggyu hyung berdiri di depanku. "Ya! Kenapa kau diam saja? Kau kan yang paling khawatir dengannya."

"Aa, ne."

"Aku juga ikut hyung. Lebih banyak orang lebih baik." Sungyeol ikut berdiri.

"Kalian mau kemana? Aku juga ikut!" Woohyun hyung berteriak dari dapur. Hoya yang sedang masak bersamanya juga ikut-ikutan.

"Kalau kalian ikut pergi bagaimana dengan makan malamnya? Yang keluar biar aku, L dan Sungyeol." Kata Sunggyu hyung bijak.

Tapi begitu pintu dibuka sudah ada Eunsoo dan Ricky, namja yang sudah lama ku kenal.

"Mianhae oppa, aku lupa bilang kalau hari ini ada latihan sampai sore." Wajah Eunsoo terlihat sangat menyesal dan itu membuatku ingin memeluknya.

"Dasar, kau membuat oppa khawatir!" Ku tepuk kepalanya pelan. Eunsoo tersenyum. "Masuklah, aku ingin berbicara dengan Ricky."

"Ne, gomawo Ricky-ya. Aku masuk dulu ya." Ricky mengangguk. Setelah itu pintu ditutup, aku mulai membuka pembicaraan.

"Bagaimana kabar ahjumma?"

"Seperti biasa, terlalu sehat." Kami tertawa bersamaan.

"Sebenarnya aku ada satu permintaan, tapi mungkin ini akan semakin membebanimu." Aku mulai bicara serius.

"Katakan saja hyung."

"Sebenarnya.."



====================================



Author POV

Wajah Eunsoo terlihat sedikit pucat karena kelelahan. Jika diperhatikan sekilas memang tak terlihat, tapi mata Sunggyu walau sipit tapi tak dapat dibohongi.

"Eunsoo, apa kau lelah?" Tanya Sunggyu saat Eunsoo masuk ke dalam rumah. Eunsoo menggeleng.

"Aniyo! Aku baik-baik saja oppa."

"Kau tak perlu sungkan pada ku, aku tau kau lelah. Semuanya terbaca diwajahmu."

"Benar kata Sunggyu hyung, kau sedikit pucat." Dongwoo yang baru bangun tidur menyambung kata-kata Sunggyu. Semua member mengerubungi Eunsoo.

"Mau ku buatkan minuman hangat?" Tanya Hoya.

"Atau sup jagung buatan ku?" Woohyun menimpali.

"Sini ku pijiti saja." Sungyeol tak mau kalah.

"Mau ku pinjami boneka kesayangan ku?" Tak tau kenapa Sungjong sudah ada disana.

"Aku binggung mau bilang apa." Dongwoo kehabisan akal.

Melihat kejadian itu Eunsoo tertawa. Dia tak menyangka akan terlalu diperhatikan seperti ini.

"Kalian semua berisik!" Bentak Sunggyu. Dalam hatinya dia sedikit kesal karena semua tau keadaan Eunsoo sehingga tak bisa memonopoli untuk dirinya sendiri. "Lebih baik kau mandi dulu sebelum semakin malam."

"Ne! Kalau begitu aku masuk ke kamar dulu." Eunsoo melangkah melewati oppadeulnya, masuk kedalam kamar.

Para member saling berpandangan, keadaan yang sangat sulit untuk dijelaskan.



====================================



Sunggyu POV

Jam menunjukkan pukul 1.50 tapi mata ku belum juga terpejam. Banyak sekali hal yang ku pikirkan. Entah kenapa setelah kejadian pagi itu saat aku tak sengaja melihat Eunsoo mandi, wajah dan bentuk tubuhnya tak bisa hilang dari ingatanku. Saat tidur pun aku memimpikan hal-hal yadong karenanya.

Aaah.. kenapa harus Eunsoo?? Kenapa saat itu aku membuka pintu kamar mandi?? Kenapa saat itu aku tak mendengar suara gemricik air?? Kenapaaaa??

"Haaahh.." Aku menghela nafas panjang. Aku beranjak dari kasur dan berjalan keluar rumah. Malam ini udara terasa dingin sangat pas untuk menjernihkan otakku. Semilir angin menerpa wajahku, membuang pikiran yadongku ke angkasa. Ini lebih baik.

Setelah merasa nyaman dengan suasana malam, tiba-tiba ada yang menepuk punggungku dari belakang. Pikirangku kembali kacau setelah tau siapa yang melakukannya.

"Oppa belum tidur?"

"Aa, ne.. Aku tidak bisa tidur." Aku tak bisa mengatakan alasannya.

"Kau sendiri kenapa belum tidur? Bukannya tadi sudah kusuruh istirahat?"

"Tadi aku sudah tidur, hanya saja terbangun gara-gara tangan oppa mengenai muka ku." Eunsoo tersenyum memperlihatkan giginya. Ku usap rambutnya yang panjang bergelombang tanpa sadar. "Hmm, oppa?"

Seketika ku lepaskan tanganku dari kepalanya. "Aa, mianhae! Tanganku refleks, lupakan."

"Pabo! Kenapa tanganku bergerak sendiri?" Rutukku pada diri sendiri.

"Gomawo oppa."

"Untuk apa?"

"Karena oppa ku sudah banyak menyusahkan."

"Itu sudah tugasku sebagai leader. Tapi aku kaget, tak kusangka L yang seperti itu ternyata sistercomplex." Eunsoo tersenyum sambil memandangi langit.

"Sebenarnya jika kejadian itu tak terjadi mungkin oppa tak akan seperti ini."

Aku menoleh ke arahnya. "Maksudnya?"

Eunsoo mulai menceritakan asal mula L yang menjdi sangat protectiv. "Saat itu aku masih kelas 5 SD. Aku memiliki teman sekelas bernama Minhyuk. Sebenarnya dia bukan anak yang nakal, tapi pada waktu pulang sekolah dia mencegatku di jalan dan memukuliku tanpa alasan sampai aku pingsan. Yang ku tau begitu sadar, ada Ricky dan oppa yang berdiri di samping tempat tidurku sambil menangis. Orang tuaku yang baru pulang kerja terlihat sangat cemas. Setelah kejadian itu setiap malam aku selalu tidur dengan ditemani seseorang karena ketakutan. Sedangkan oppa menyuruh Ricky untuk selalu menjagaku saat di sekolah."

"Siapa Ricky?" Tanyaku menyela ceritanya.

"Namja yang tadi mengantarku pulang, dia tetanggaku." Aku mengangguk. "Kejadian itu sengaja tidak diberitahukan pada sekolah karena orang tua Minhyuk yang memohon pada orang tuaku. Otomatis oppa tidak terima dengan keputusan itu. Dan akhirnya setiap pulang sekolah oppa pasti menjemputku agar Minhyuk tak mendekatiku lagi. Sampai pertengahan kelas 6 akhirnya keluarga Minhyuk pindah rumah."

"Pindah kemana?"

"Molla, tak ada yang tau." Suasana hening sesaat. "Saat pertama kali aku masuk SMP, ada namja yang terus-terusan mengejarku. Ricky yang mengetahui hal itu melaporkannya pada oppa. Lalu hari berikunya namja itu seperti ketakutan jika berpapasan dengan ku. Pasti oppa yang melakukan semuanya." Eunsoo tertawa menginggat kejadian yang dialaminya. "Lama aku berfikir kalau aku selalu membebani oppa, dan aku memutuskan untuk berlatih karate agar tidak selalu merepotkan oppa dan Ricky. Haah.. Cerita yang membosankan ya?" Eunsoo menatapku begitu juga denganku. Yeoja yang terlihat tegar tapi rapuh di dalamnya.

"Kau pasti akan jadi orang yang hebat!" Eunsoo mengangguk mantap.

"Kalau begitu aku tidur duluan. Oppa juga segera tidur, besok harus latihan kan?" Eunsoo masuk ke dalam rumah, tapi kemudian dia berbalik, "Yang tadi tolong rahasiakan pada yang lainnya, ne? Aku hanya menceritakannya pada oppa."

"Tenang saja, rahasiamu aman padaku."

"Jal jayo oppa." Kali ini Eunsoo benar-benar masuk kedalam kamarnya.

Tak kusangka aku bisa mendengar cerita masa laulu dari mulut Eunsoo. Aku tersenyum bangga, aku berada setingkat lebih maju dari yang lain. Mungkin nanti aku akan bermimpi indah.

Kulangkahkan kakiku masuk ke dalam rumah. Kupandangi pintu kamar Eunsoo.

"Aku juga akan menjadi pelindungmu." Kataku lirih sebelum masuk ke kamar dan tidur.

=TBC=

1 komentar:

  1. iiiiihhhh!!!
    ceritanya L sistercomplex nih?? gk kebayang banget kalo L beneran kayak gitu..
    daebakk!!
    lanjut thor!!

    BalasHapus