Kamis, 01 Desember 2011

[ONESHOOT] In My Head


ini pertama kalinya author bikin FF yadong, tapi yadongnya masih tingkat awal (?)
ide bikin FF ini beawal dari author yang stres gara-gara ngapalin Farmakognosi nggak selesai-selesai http://www.emocutez.com
Aaaa!! Kenapa author jadi curhat gini??
Langsung aja dah!

Main Cast:
- Kim Eunsoo
- Kim Sunggyu [INFINITE]

Bagi yang belum kenal sama Kim Eunsoo, diharapkan baca FF author yang pertama [Be Mine]..
Geurae, happy reading!!

~ooOoo~

Eunsoo POV

Aku sibuk menonton televisi sambil menunggu oppa pulang. Malam ini oppa akan pulang terlambat karena harus melakukan pemotretan didaerah Gwangju. Sekarang aku benar-benar sendirian dirumah. Diluar petir-petir mulai menyambar dan terdengar titik air yang beradu dengan tanah. Hujan turun dengan lebat.



Beberapa kali aku menutup telinga setelah kilatan cahaya berkedip. Aku tak suka suasana seperti ini. Aku membayangkan ada hantu yang tiba-tiba datang dari pintu depan dengan membawa pisau dimulutnya yang siap dipakai untuk membunuhku.

"Aniyo, itu terlalu menyeramkan."Aku menggeleng keras untuk menyingkirkan bayangan mengerikan itu.

Pandanganku teralih dari televisi. Aku baru ingat kalau pintu belum ku kunci. Tapi kuurungkan niatkuuntuk beranjak karena petir masih terus beradu. Kupasang headphone, kuputar lagu kesukaanku dengan volume keras sekedar untuk mengalihkan suara petir, membungkus tubuhku dengan selimut dan kembali menonton televisi.

Tak lama setelah itu aku merasakan ada yang duduk disebelahku.

"Kyaaaa!!" Sepertinya aku berteriak cukup keras. Orang itu memegang dadanya, terliht sangat kaget.
"Sunggyu oppa?" Mataku membulat setelah menangkap sosok namja yang sangat kukenal. Gyu oppa tersenyum manis, jari telunjuknya menunjuk telingannya. Aaa, aku lupa melepas headphone.

"Sudah berkali-kali memencet bel tapi tak ada yang membukakan, ternyata pintunya tak terkunci makanya aku langsung masuk."
"Mianhae oppa." Aku tersenyum, malu dengan kecerobohanku.
"Ne, tak apa."
"Oppa mencari L oppa? Oppa bilang dia akan datang terlambat malam ini."
"Arrasseo."
"Mwo?"
"Dia yang memintaku menjagamu. Kemungkinan malam ini dia tak bisa pulang karena disana sedang ada badai."

Aku mengangguk mengerti. Untuk sesaat kami terdiam sambil menonton televisi.
"Oppa mau minum apa?"
"Black coffee saja."
"Ok." Aku beranjak dari sofa. Baru beberapa langkah tiba-tiba listrik padam.
"Kyaaa!!" Aku kembali berteriak, aku tak dapat melihat apapun.
"Tenang, kau tetap disitu." Gyu oppa berjalan mendekatiku dengan penerangan dari handponenya. Oppa menuntunku kembali duduk di sofa.
"Kau punya lampu emergency atau senter?"
"Ada didapur, laci ketiga sebelah kiri."
"Kalau begitu ku ambil dulu, kau disini saja." Aku menarik ujung bajunya.
"Aku juga ikut."
"Baiklah."

KLAP
Kilatan petir terlihat seperti blitz kamera disusul dengan suara petir yang sangat keras. Aku terperanjat dan menabrak tubuh Gyu oppa dan menindihnya. Aku segera bangkit dari posisi itu.
"Mianhae oppa."
"Tak apa." Untung saja saat ini mati lampu, kalau tidak saat ini wajahku pasti terlihat sangat merah.
GLEGARRRR!!
"Kyaaa!!"
Aku berteriak untuk yang ketiga kalinya. Aku menutup telinga, kaget mendengar suara petir yang mendadak. Kurasakan lengan kokoh memelukku. Mencoba untuk menenangkan ketakutanku. Detak jantungku mulai tak teratur. Baru kali ini aku dipeluk namja selain appa dan L oppa.

Eunsoo POV END

====================================

Sunggyu POV

Kurasakan helaan nafasnya dipundakku. Akal sehatku mulai menghilang, aku sudah terlalu lama bersabar dan keadaan ini membuatku tak dapat berfikir jernih.

"Oppa, aku sudah tak apa-apa. Ayo kita ke dapur." Eunsoo mencoba melepaskan pelukanku. Tapi saat itu tanganku refleks menarik tangannya dan mengecup bibirnya. Eunsoo tersontak kaget, dia mencoba melepaskan genggaman tanganku tapi tak kubiarkan itu terjadi. Ku genggam tangannya makin erat. Kumasukkan lidahku kedalam mulutnya, mencoba bermain disana.

"Emmh.."
Eunsoo mendesah pelan membuatku semakin kehilangan kontrol. Aku sedikit mendorong tubuhnya agar tertidur dilantai. Aku melepaskan ciumanku sejenak.

"Jangan menghentikanku, aku sudah terlalu lama bersabar." Belum sempat dia berkata aku sudah kembali mengecup bibirnya. Eunsoo mulai menikmatinya. Kali ini ciuman yang lebih lama sebelumnya. Beberapa kali  kudengar Eunsoo mendesah, kucoba menciummya lebih dalam. Eunsoo mulai memberontak. Ku lepaskan ciumanku.

"Oppa, sesak." Sekilas kulihat air mata mengalir dipipinya. Aku mulai sadar dengan perbuatanku. Kulepaskan pelukan ku dan bangkit dari posisi awal.
Listrik kembali menyala, melihat piamanya yang sedikit berantakan aku jadi salah tingkah.
"Aa, lampunya sudah menyala. Lebih baik kau segera tidur." Saat akan meninggalkannya Eunsoo memegang lengan kemeja ku.

"Aku tak berani tidur sendiri." Aku menelan ludah, ini benar-benar gawat!
Kami menaiki tangga menuju kamar Eunsoo yang berada di lantai 2. Ini pertama kalinya aku masuk kekamar yeoja. Aku duduk dikursi yang ada disamping kasur.
"Kenapa oppa menyukaiku?"
Aku kaget dengan pertanyaannya yang tak disangka-sangka. Eunsoo menatapku sambil duduk diatas kasur.
"Molla, you're my first love."
"Bohong! Ciuman tadi tak seperti orang yang baru pertama kali jatuh cinta."
"Aku memang sudah beberapa kali pacaran, tapi aku belum pernah merasakan yang namanya cinta."
"Meragukan.."
"Kau tak percaya?" Eunsoo menggeleng. "Kau perlu bukti?"
"Boleh saja!" Aku merangkak diatas kasur, mendekatkan wajahku pada wajahnya. "Apa yang oppa lakukan??" Dia sedikit menarik wajahnya.

"Katanya kau perlu bukti? Cepat tutup matamu." Eunsoo memejamkan matanya rapat-rapat.
Kukecup keningnya dan kembali duduk di kursi. Eunsoo membuka matanya perlahan. Pipinya bersemu merah, dia pasti berfikir aku akan berbuat macam-macam.
"Yang barusan bukan pembuktian."
"Kau ingin aku membuktikan dengan cara apa?"
"Bilang pada L oppa kalau oppa menyukaiku."
"Dia sudah tau."
"Eung?"
"Dia sudah mempercayakanmu padaku." Eunsoo terdiam, dia pasti terkejut. "Sebenarnya aku juga sudah berencana melamarmu kalau kau menerimaku menjadi namjachingu mu."
"Kapan oppa berencana seperti itu?"
"Baru saja." Kataku serius. Eunsoo tertawa lepas dan setelah itu menutup mulutnya dengan tangan.
"Oppa benar ingin menikah denganku?" Dia masih tidak percaya dengan kata-kataku. Aku kembali mendekatinya dan berbisik ditelinganya.
"Apa kau ingin langsung membuat anak sekarang?" Aku mengecup tengkuknya lagi.
"Andwae!!" Dia menjauhiku sambil memegang bekas ciumanku barusan.

 THE END

1 komentar:

  1. NC NC NC NC....nc nya kurang menantang,,kurang yadong aahaahahaha...lanjut tor,, bikin cerita galau dong...

    BalasHapus