Minggu, 20 Januari 2013

[FanFiction] Be Mine part 2


Cuma sekedar ngingetin aja, di Be Mine part 2 ini ceritanya Infinite udah pindah ke dorm yang baru..
yaah, cuma itu doank sih#gk penting banget.. hahahahaha
Happy Reading aja dah..
***
Eunsoo POV
Ku buka mataku perlahan. Kurasakan i-phone ku bergetar terus sejak beberapa menit yang lalu. Ada seseorang yang menelpon di pagi buta.
“Yeoboseyo?”
“Mianhae Soo-ya aku boleh minta tolong?”
“Ne, katakan saja.”
“Tadi aku dapat pesan dari Junshin oppa, katanya nanti jam 8 ada pertandingan dadakan di Gangnam. Junior kita kan sedang masa pelatihan dibase camp. Selain itu aku tak bisa menghubungi anggota yang lain. Jehoon sedang sakit jadi sekarang hanya kurang satu orang. Kau mau ikut kan?”
Aku kembali tertidur.
“Ya! Kau dengar apa yang kukatakan barusan?” Suara di sebrang meninggi, membuat ku kembali terjaga.
“Aaa, baiklah. Jam berapa dan dimana pertandingannya?”
“Kau benar-benar tidak mendengarkan ku!”
“Mau bagaimana lagi? Kau membangunkan orang yang yang salah.”
“Jinja, ingat baik-baik! Nanti jam 8 di lapangan basket outdoor di Gangnam. Jangan sampai terlambat dan harus sudah pemanasan. Araseo?”
“Ne araseo. Boleh aku tanya satu hal lagi?”
“Mwo?”
“Kau ini siapa?”
“Kim Eunsoooo!! Kau benar-benar membuatku emosi! Kenapa tak kau lihat saja di layar LCD mu?” Teriakannya semakin menjadi, ku jauhkan i-phone dari telinga. Kulihat nama yang tertulis di sana, Park Minra.” Pokoknya aku tunggu di lapangan!”
“Baiklah.” Minra unni menutup telponnya. Aku kembali melihat layar i-phone. Baru jam 4 pagi. Ku benarkan posisi selimut dan kembali tidur.
End Eunsoo POV

***

Author POV
Pukul 6.00 WKS
Para member Infinite tengah berlatih di dalam studio sejak setengah jam yang lalu. Meski berada diruangan ber-ac, keringat tetap mengalir deras hingga membasahi seluruh tubuh. Beberapa hari ini mereka disibukkan dengan acara-acara dari stasiun televisi dan konser setelah ComeBack dengan lagu lagu baru mereka, Paradise.
niga isseoya man yeogi ga paradise
eojiro neoreul gadwo beorin paradise, oh oh
kkae eoseon galsu eobtneun seulpeun paradise
yeongwonhi hamkke halsu itneun paradise, oh oh, oh oh oh
Paradise diputar, semua menyesuaikan gerakan dengan lagu. Raut wajah mereka tampak serius.
Dari cermin semua dapat melihat Eunsoo masuk dari pintu belakang. Dia menggunakan kaos putih bergambar spongebob, celana basket biru dan topi kuning serta tas hitam yang menempel dipunggungnya. Eunsoo berjalan menuju bangku yang ada di pojok ruangan sambil sesekali melihat layar i-phonenya.
Setelah lagu selesai L langsung menghampiri dongsaengnya. Member lain memperhatikan dari tengah studio sambil beristirahat.
“Kau mau kemana?” L berdiri di hadapan Eunsoo.
“Aku ada pertandingan di Gangnam.”
“Dengan Ricky?”
“Ani, Ricky sedang dihukum ahjumma membersihkan rumah.” Member lain menguping pembicaraan.
“Kalau begitu kusuruh manager mengantarmu.”
“Oppa.. aku bukan anak kecil lagi. Aku sudah bisa menjaga diriku sendiri.”
L terdiam mendengar ucapan Eunsoo. Raut wajahnya terlihat tidak tenang. Orang-orang yang memperhatikan dari jauh saling berpandangan, mereka tidak mengerti apa yang sedang dibicarakan kakak beradik itu kecuali Sunggyu.
“Nanti aku akan menjemputmu jika pertandingan selesai.”
Eunsoo mengangguk. “Baiklah, aku harus berangkat sekarang.” L menepuk kepala Eunsoo pelan, Eunsoo segera keluar dari studio.
L menghampiri Sunggyu.
“Hyung, siang ini kita tak ada jadwal kan?”
Sunggyu memandangi L.”Wae?”
“Aku ingin menonton pertandingan Eunsoo.”
“Aku juga ikut!” Sungjong mengangkat tangannya disusul hyungnya yang lain. Sunggyu juga terlihat antusias dengan rencana L. “Baiklah, kita akan nonton pertandingan Eunsoo sekalian makan siang diluar. Geuraeyo?”
“Ooooo yeeeaahh!!” Semua berteriak bersamaan, senang dengan keputusan dari sang leader.
***
Eunsoo datang tepat 15 menit sebelum pertandingan dan hal itu membuatnya mendapat teriakan dari Minra. Eunsoo menutup telinganya rapat-rpat.
“Ya! Berani-beraninya kau baru datang jam segini! Aku hampir mati gara-gara takut kau tak jadi datang!”
“Unni, kecilkan suaramu! Sudah bagus aku tidak datang terlambat!”
“Aissh.. kau banyak alasan! Cepat pakai seragam mu! Ambil sendiri di dalam tas ku!” Eunsoo segera berlari menuju bangku pemain. Diambilnya seragam bernomer punggung 13.
“Soo-ya!” Eunsoo menoleh ke asal suara. “Dipaksa Minra lagi?” Dongho, salah satu anak klub basket namja yang datang bersama teman-temannya.
“Ne, sekalian mengisi hari liburku.” Setelah menjawabnya Eunsoo langsung berlari menuju ruang ganti.
“Dia temanmu?” Tanya teman Dongho.
“Wae? Kau tertarik padanya?”
“Yah, begitulah..” Namja itu tersenyum penuh arti.
***
Eunsoo POV
Sejak pertandingan dimulai aku merasa ada yang aneh dengan tim lawan. Beberapa dari mereka sepertinya sudah tak asing lagi bagiku. Selain itu teknik mereka dalam memainkan bola juga bukan lagi level anak yang baru belajar. Kudekati Minra yang ada disampingku.
“Unni, sebenarnya lawan kita dari sekolah mana? Kenapa level mereka jauh diatasku?”
“Itu karena kau memang masih amatir!”
“Aku serius!”
“Salahmu sendiri baru tanya sekarang, mereka itu mahasiswa dari Univ. Inha!”
“Haissh..”
Sekarang aku mengerti, ternyata mereka pemain basket yang sering ku lihat di televisi. Ku tinggalkan Minra unni dan kembali berkonsentrasi membayangi si no. 7. Gerakannya yang gesit membuatku sedikit kewalahan.
Pertandingan berjalan lambat, aku merasa tim lawan sedang mempermainkan tim ku karena sejak awal mereka hanya saling mengoper bola. Hal itu membuat semua anggota tim ku sedikit emosi.
Bola berada ditangan orang yang ku bayangi, kurebut bola dengan sedikit kasar. Orang itu terlihat tidak terima dengan perlakuanku dan mencoba membuatku berada di sudut lapangan. Aku yang tak bisa mengoper bola dengan baik memilih untuk langsung melempar bola ke arah ring yang berada sejajar dengan posisiku.
“Klang!”
“Aaaaa..” Bola terpental kedalam lapangan. Kemudian bola kembali dibawa oleh tim lawan. Kali ini mereka benar-benar menyerang pertahanan tim ku. Bola di oper dari no.4 pada no.18, aku tahu persis mereka itu adalah pasangan terbaik dalam penyerangan. Dihadapan mereka sudah ada Jekyo dan Amber yang menunggu. Tapi sia-sia, Jekyo dan Amber dapat dengan mudah dilewati. Bola di dribble oleh no.18 dengan gerakan yang halus dia melakukan lay-up.
“Priiitt..” Bola masuk, 2 angka pertama untuk tim lawan.
Aku melihat kearah Minra, dia menyeringai. Melihat evil smile-nya aku jadi tersenyum. “Dia pasti sudah memikirkan strategi gila.” Memang, dari awal tim kami belum punya strategi apa pun untuk menyerang karena belum tau seperti apa permainan tim lawan. Perlu diketahui, Minra memiliki bakat menganalisa kekuatan lawan dan menyusun strategi yang tak kalah gila dengan sifatnya, tetapi anggota tim yang lain akan dengan sendirinya terbawa pada permainanya. Itulah mengapa dia bisa menjadi leader diklub basket.
Aku kembali melihat kearah Minra yang kebetulan dia juga melihatku. Dia mengibaskan tangannya dileher dan berbicara tanpa suara, “Kita habisi mereka.”
Aku terkekeh melihatnya.
“It’s show time..”
End Eunsoo POV
***
L POV
Setelah berputar-putar mencari, akhirnya kutemukan juga lapangan basket yang dimaksud Eunsoo. Aku ditemani dengan anggota Infinite lainnya segera masuk kedalam lapangan. Dari arah tribun penonton terlihat riuh karena pertandingan mulai memanas. Ku edarkan pandangan menuju tengah lapangan. Terlihat Eunsoo sedang berlari mengejar bola dengan keringat yang terus mengalir. Dia terlihat keren saat ini.
“Ya! Itu Eunsoo!” Teriak Sungyeol sambil menunjuk kearah lapangan.
“Ayo Eunsoo!! Kalahkan mereka!!”
“Rebut bolanya!!”
“Kau pasti bisaaa!!”
“Tarik rambutnya! Bantai saja mereka!! Hahaha..” Teriakku tak mau kalah. Semua melihat kearahku dengan tatapan ‘Apa yang kau bilang barusan’. “Wae? Aku hanya menyemangatinya saja.” Kataku tak ingin disalahkan. Kami berjalan kearah tribun untuk mencari bangku yang kosong.
Ku amati pertandingan dengan serius sambil sesekali mengumpat jika ada yang seenaknya melakukan pelanggaran pada Eunsoo.
Pertandingan terlihat seimbang, kedua tim terlihat sama kuatnya. Kulihat waktu yang tersisa, kurang dari 10 menit lagi. Untuk sementara skor keduanya 44:44. Mereka saling menyerang dan bertahan. Beberapa kali kulihat tim lawan menggunakan trik licik untuk membuat tim Eunsoo seolah melakukan pelanggaran. Kupandangi salah satu tim Eunsoo yang sepertinya perancang strategi. Beberapa kali kulihat si no.8  memberi tanda pada temannya.
“Hebat juga dia.” Gumamku sambil tersenyum.
Bola dibawa oleh tim Eunsoo, no.11 mengoperkan bola pada no.1 lalu di oper lagi ke no.15. Dari no.15 bola kemudian di oper ke Eunsoo yang bernomer 13. Jarak Eunsoo dengan ring tinggal beberapa langkah lagi. Tapi dari samping tim lawan menabrakkan tubuhnya pada Eunsoo hingga jatuh tersungkur.
“Huuuuuu!!!!” Semua menyoraki no.23
“Hei! Itu pelanggaran!” Aku tidak terima dengan kelakuan no.23. Aku hampir saja masuk kelapangan kalau tidak ditahan oleh Hoya dan Sunggyu hyung.
“Tenangkan dirimu, ini pertandingan.” Hoya menarikku untuk kembali duduk. Eunsoo mencoba bangkit dari posisinya dengan ditolong oleh no.23. Kulihat lututnya terluka dan mengeluarkan darah. Pertandingan dihentikan sejenak. Eunsoo berjalan menuju bangku pemain dan menyiram lututnya dengan air. Temannya yang lain panik mencari sesuatu. Eunsoo mengeluarkan slayer hitam yang kemudian dipakai untuk menutup luka.
“Apa-apaan dia? Gayanya menyebalkan!” Kedua namja itu tertawa sinis. Aku, Hoya dan Sunggyu hyung yang mendengar itu menoleh pada keduannya.
“Saat kau mengatakannya sekali kali lagi, akan kututup mulutmu dengan bola basket.” Ancam Sunggyu hyung.
“Kalian hanya perlu menonton dengan tenang, itu saja sudah cukup meredakan amarahku.” Kutatap mereka dengan malas. Walaupun Hoya tidak mengeluarkan kata-katanya, tatapannya saja sudah cukup untuk membuat dua orang itu bungkam.
Kami kembali melihat pertandingan. Tim Eunsoo mendapa satu kesempatan untuk melempar. Eunsoo berdiri dibelakang garis, bersiap untuk melempar.
“Klang!”
“Aaaaa..” Terdengar kekecewaan penonton.
“Seharusnya lebih mundur lagi.” Hoya menoleh kearahku.
“Bukannya itu akan semakin sulit?”
“Ani, itu tidak berlaku bagi Eunsoo.” Hoya mengerenyit aku yakin dia tak mengerti maksudku.
Pertandingan dimulai lagi, sisa waktu tinggal 3 menit. Pertahanan dikedua tim semakin ketat dan penyerangan semakin frontal. Suasana dilapangan dan tribun penonton semakin memanas.
Leader kedua tim mulai tak sabar, beberapa kali kulihat no.8  membentak teman-temannya. Hal itu juga terjadi pada no.20, mereka berdua seperti orang kesetanan.
Tak ada waktu, 1 menit lagi waktu habis.
“Ayo laah!! Kau pasti bisa!!” Teriak Sunggyu hyung.
“Eunsoo!! Eunsoo!! Eunsoo!!” Sungjong, Sungyeol, Woohyun dan Dongwoo hyung berteriak mengelukan nama Eunsoo. Aku, Hoya dan Sunggyu hyung ikut berteriak bersama.
Bola kembali dikuasai tim Eunsoo, mereka mencoba menembus pertahanan tim lawan. Tapi ternyata penjagaan tim lawan terlalu kuat. Bola dikembalikan pada no.1 dan diteruskan pada Eunsoo yang berada di tengah lapangan. Waktu tinggal beberapa detik lagi. Aku berdiri dari dudukku.
“Shoot!! Sekarang!!”
End L  POV
***
Eunsoo POV
Terik mata hari tak lagi kurasakan, konsentrasiku tertuju pada ring yang ada beberapa meter didepanku. Ku arahkan bola menuju sasaran dan melemparnya sekuat tenaga. Blush.. Three point!
“Priiiiiiittttt!!!!” Waktu habis.
“Horeeeee!!” Sorak sorai terdengar dari penonton dan tim ku. Kami menang dengan score 47-44, selisih tiga angka diatas tim lawan. Tim lawan terlihat sangat kecewa dan kesal. Tapi kemudian mereka menjabat tangan kami dengan senyuman yang dipaksakan.
“Kyaaaa!! Eunsoo!! Saranghaeyo!!”
“UUgh..” Para anggota tim basket memelukku bersamaan membuat ku sulit bernafas. “Lepaskan!! Kalian semua ingin aku mati kekurangan oksigen?” Bentakku tak berdaya. Satu per satu dari mereka segera menyingkir sambil tertawa. Tampak kegembiraan tersirat diwajah mereka. Minra unni merangkul pundakku sambil berjalan menuju bangku.
“Daebak!! Kutunggu-tunggu three point mu dari awal pertandingan kenapa baru diakhir kau keluarkan?”
“Memangnya three point itu mudah?” Minra unni mengacak-acak rambutku yang sudah basah karena keringat.
“Unni!!”
“Ayo kita makan-makan, hari ini Jungshin oppa yang traktir.” Aku menatap Minra unni heran. “Kau belum tau? Pertandingan ini gara-gara Junshin oppa bertaruh dengan temannya yang mengajar di Unv. Inha. Dan jika kita menang imbalannya makan apa saja sepuasnya.” Dia mengibaskan kartu kredit yang diambilnya dari dalam tas.
“Aaa.. Pantas saja kalian ingin sekali menang.” Minra unni hanya terkekeh.
and, can You Smile?
niga weonhajana
niga barajanha
nae mam maneuroneun
neol jabeul suga obtneungabwa
Tiba-tiba i-phone ku berdering. Cepat-cepat kuambil dari dalam tas.
“Yeoboseyo?”
“Kau sudah selesai kan? Oppa tunggu di pintu gerbang.”
“Ne, aku kesana sekarang.”
Minra memandangiku.
“Oppa sudah menunggu diluar.”
“Kau tidak ikut makan-makan?”
“Mungkin lain kali. Aku sudah ada janji duluan dengan oppa.” Aku segera meninggalkan teman-temanku dan berlari keluar lapangan. Kuarahkan pandangan ku pada sekumpulan namja yang berdiri dibawah pohon. Melihatku berlari, mereka menyambutku dengan senyuman.
“Daebakk!!!” Sungjong menepuk tanganku, dia terlihat seperti anak kecil.
“Kalian melihat pertandinganku?”
“Ne~” Kata oppadeul bersamaan.
“Aigoo.. Aku malu!!”
“Kenapa harus malu? Tadi itu sangat hebat!” Hoya oppa memujiku.
“Tapi aku tak pandai mengoper dan mendribble bola.”
“Tapi three point mu keren! Bagaimana bisa kau melakukannya?” Tanya Sungyeol oppa dengan nada kagum, aku hanya tersenyum menanggapinya.
“Baiklah, ayo kita pergi makan!! Perutku sudah benar-benar lapaaaarrr!!” Sungjong menarik tangan ku. Kami pergi menuju restoran favoritku untuk merayakan kemenangan hari ini.
End Eunsoo POV
***
Author POV
Tiga orang namja berjalan beriringan memasuki lift suatu dorm elit. Memencet tombol yang mengantarkan mereka sampai lantai tujuan.
TING
Pintu lift terbuka lebar, mereka berjalan sampai didepan pintu dorm. Salah satu dari ketiganya yang bertubuh jangkung menekan tombol-tombol password, pintu terbuka.
“Tunggulah didalam. Sebentar lagi mereka pulang.”
“Ne, gomawo chingu.” Namja bertubuh lebih pendek menyalami tangan namja yang disebut sebagai chingunya.
“Sering-seringlah main. Walau sudah keluar kau masih bagian keluarga besar.” Namja itu menepuk bahu namja didepannya. “Mereka sangat merindukanmu.” Lawan bicaranya hanya tersenyum hangat.
“Baiklah, aku harus pergi dulu. Kalau ada apa-apa segera hubungi aku.”
“Gomawo hyung.” Kata namja bermata elang
Namja jangkung itu hilang setelah memasuki lift.
“Kau serius akan menemuinya disini?” Tanya namja bertubuh kurus sambil mencari tempat yang nyaman untuk duduk karena disana tak ada kursi.
“Kita sudah ada di sini. Buat apa terus-terusan menutupi hal ini? Biarkan aku bertemu orang yang sangat kusayangi hyung!” Namja bermat elang itu meracau, tak seperti biasanya. Wajahnya terlihat tak sabar menanti orang yang ditunggunya datang.
“Terserah kau saja. Bangunkan aku jika mereka datang.”
***
KLEK
Pintu terbuka, Hoya masuk terlebih dahulu. Langkahnya terhenti melihat dua pasang sepatu tergeletak rapi di rak sepatu.
“Ya! jangan berhenti di depan pintu, cepat masuk! Aku harus ganti baju!” Woohyun mendorong Hoya dan masuk tanpa melihat kedua sepatu itu. Tapi saat akan masuk kedalam kamar ia dikejutkan oleh dua sosok yang dikenalnya. “Hyung!”
Member Infinite lainnya kaget melihat mantan seniornya Tablo berada didalam dorm mereka bersama seorang lagi.
“Annyeonghaseyo.” Sapa semua member Infinite minus L kepada orang yang duduk disebelah Tablo.
“Annyeonghaseyo. Ini pertama kali aku bertemu kalian.” Sapa namja bermata elang itu tak kalah ramah.
“Mianhae sebelumnya, sebenarnya ada perlu apa Tablo hyung dan TOP hyung kemari?” Tanya Sunggyu.
“Aku mencari seseorang. Mana L?” Semua member saling berpandangan. Apa yang sebenarnya terjadi dengan L sampai-sampai seorang TOP, rapper berkharisma BigBang datang kemari. Mereka terlihat cemas. Takut sesuatu akan terjadi dengan salah satu anggotannya.
CKLEK
Pintu terbuka, semua menoleh. L masuk dengan membawa beberapa kantong belanjaan. Matanya sedikit membulat melihat TOP. “Kau… kenapa ada disini?”
TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar