Senin, 14 Januari 2013

Sad or Happy Ending? Molla..


FF ini dibuat tahun lalu sebagai kado buat temen author, belum sempet di edit lagi karena jadwal kuliah n' kerja yang makin padat.. walaupun agak aneh, gamsahamnida buat yang sudah mau baca #BOW
Happy Reading^^
***
Tetes demi tetes air mata mengalir di wajahku. Pandanganku tertuju pada satu fokus tapi fikiranku tak ada disana. Aku melihat semuanya. Ya, dengan mata kepalaku sendiri, dihadapanku! Namja yang selama ini ku cintai, kunantikan kehadirannya, yang rayuannya selalu membuatku tak dapat berfikir dengan baik. Sekarang dia sedangmemeluk seorang yeoja yang tak ku kenal, terlihat sangat mesra dimataku. Air mataku berhenti, ku hapus bekasnya dengan kasar dan berjalan menghampinya. Mereka terkejut melihat kedatanganku.
“Ya Kim Jongwoon! Kuharap kita tak akan pernah bertemu lagi.” Kata ku dengan wajah datar, menahan semua rasa yang sewaktu-waktu dapat meledak. “Selamat tinggal.”
“Tunggu!” Ia meraih lengan ku. “Ini tak seperti yang kau pikirkan.” Kutepis tangannya kasar.
“Don’t touch me, BITCH!” Tubuhnya mematung. Kaget? Tentu saja, itu kata-kata kasar pertama yang pernah ku ucapkan padanya. Aku tersenyum senang, tapi lama-lama makin hambar. Air mataku kembali mengalir.

“Inikah hadiahmu untuk ku?”
Tangis ku tak juga berhenti. Tak peduli dengan tatapan orang-orang yang memperhatikan, aku tetap berjalan. Kutumpahkan semua perasaan ini dijalanan hingga tak ada lagi air mata yang tersisa.  Persetan dengan ponsel yang terus berdering, aku tak mau mendengar suara namja tak tau diri itu lagi.
Hanya terus berjalan, tanpa arah, tanpa ada tujuan. Hingga akhirnya kaki ku tak mampu lagi menopang tubuhku dan semuanya menjadi gelap.
***

Mata ku terbuka, masih sedikit samar. Kupejamkan dan ku buka lagi. Langit-langit ruangan yang tak ku kenal. Ini bukan kamar ku!
“Pabo yeoja!” Aku menoleh ke asal suara.
“Soo unni?” Yeoja itu tersenyum menghampiri dan duduk di sampingku.
“Kau benar-benar idiot!”
“Apa salahku sampai kau mengataiku seperti itu?”
“Karena kau memang idiot!” Dia menepuk kaki ku.
“Ya! Kaki ku sakit!”
“Sakit? Memangnya seberapa jauh kau berjalan? Tak malu kah kau berjalan sambil menangis lalu pingsan di depan dorm?” Aku diam. “Gara-gara namja itu kah? Lupakan namja menyebalkan itu! Kau hanya akan terus disakitinya!” Eunsoo menatapku sayu, aku tak berani menyela perkataannya.
“Hari ini menginaplah di sini, nanti Sungmin oppa akan ku kabari. Aku yakin kau sangat lelah.” Dia beranjak dari duduknya, berjalan keluar kamar.
“Hmm, unni..”
“Ne?”
“Apa tadi kau mengikuti ku?”
“Bukan aku, tapi dia.” Eunsoo unni menarik seseorang dari balik pintu. Seorang namja bertubuh kurus dan tinggi. Mata ku membulat.
“Sungyeol oppa??” Namja itu tersenyum canggung.
“Oppa, kenapa diam saja? Bukankah kau ingin berkenalan dengannya?” Namja dihadapanku semakin terlihat canggung. Eunsoo unni menghela nafas. “Aku mau menemui oppa di ruang latihan. Tolong jaga Sungrin sebentar.” Eunsoo unni meninggalkan kami berdua. Ya, hanya kami berdua di kamar ini. Itu membuatku gugup.
“Gomawo oppa.” Kataku memecah kesunyian.
“Eung? Ah, ne. Cheonma.” Ku ulurkan tangan ku padanya.
“Nama ku Lee Sungrin. Aku Inspirit dan juga penggemarmu.” Dia membalas uluran tangan ku.
“Aku Lee Sungyeol, aku menyukaimu sejak pertama kali melihatmu.” Wajahnya seketika memerah gara-gara perkataannya barusan. Eh, apa yang baru saja dia katakan? Dia menyukai ku??? Kutarik tanganku dari genggamannya. Menutupi mulutku. Apa aku bermimpi?? Apa aku sudah gila sehingga berimajinasi terlalu jauh?? Apa yang sebenarnya terjadi???
THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar